Menghadirkan Rasa Takut Kepada Allah

Oleh: Dr. Muhammad Nabil Ghanayim

Sesungguhnya, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kesudahan yang baik hanya bagi orang-orang yang bertakwa. Shalawat, salam, dan berkah semoga tercurah kepada pemimpin hidayah, sebaik-baik orang yang bertakwa, Muhammad saw, kepada keluarga dan para shahabat beliau, bintang-bintang penunjuk dan teladan dalam ketakwaan.

Takwa kepada Allah swt adalah sebaik-baik bekal perjalanan hamba dari dunia fana menuju negeri abadi. Allah berfirman, "Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal." (Al-Baqarah: 197)

Orang berakal adalah orang yang menyadarinya (bekal takwa) dan melaksanakannya. Sebab, dia akan menghadapi suatu hari, yang pada hari itu harta dan anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan membawa hati yang bersih.

Meskipun manusia merasakan nikmat kesehatan, harta, kedudukan dan kekuasaan di dunia, tapi semua nikmat itu akan sirna dan musnah. Setelah itu, manusia akan menghadap Alah dengan hanya membawa amal baik dan buruk. Jika dia ke surga seluas langit dan bumi - yang dipersiapkan untuk orang-orang bertakwa - maka dia mendapat balasan yang ratusan kali lipat lebih baik dibanding ketika di dunia. Atau jika ke neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu - yang dipersiapkan untuk orang-orang kafir- maka dia akan mendapat balasan siksa dan kepayahan ratusan kali lipat lebih buruk lagi dahsyat dibanding ketika di dunia.

Makna takwa, seperti yang dijelaskan shahabat Ali ra, adalah tegak di atas rasa takut kepada Allah, mengamalkan At-Tanzil (Al-Qur'an), dan bersiap untuk menghadapi hari akhir. Demikianlah, dengan kalimat yang 'padat' ini beliau menjelaskan pokok-pokok dan rukun takwa.

Takut kepada Allah adalah pokok hikmah dan mutiara iman. Hanya orang yang mengetahui Allah dan melaksanakan hak-hak-Nya-lah yang takut kepada Allah. "Sesungguhnya, yang takut kepada Alah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (Fathir:28)

Karena itu, takut tanpa amal tidaklah cukup. Hakikat khauf (takut) membangkitkan motivasi beramal; barang siapa takut kepada Allah tentu akan melaksanakan kewajiban dan menjauhi keharaman yang ditetapkan-Nya. Seorang hamba yang khauf, dia akan selalu merasa diawasi dan merasakan kehadiran-Nya. "Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada." (Al-Hadid: 4)

Sebaik-baik amal adalah yang berdasarkan wahyu Allah; dari Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. Inilah hakikat bersiap untuk hari akhir (kematian), berpisah dengan dunia (kiamat), pertemuan dengan Allah (perhitungan dan pemaparan amal), dan hari pembalasan (surga atau neraka).

"Dan terang-benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Rabbnya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan." (Az-Zumar: 69-70)

"Pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." (Ibrahim: 48)


No comments: