Muslim High/Scope Indonesia Bersatu

(Nasihat untuk civitas akademika Sekolah High/Scope Indonesia Kelapa Gading)

Sesungguhnya, (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua. Agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.” (al-Mu’minun [23]: 52-54)

Sekolah High/Scope memiliki Visi:To be the world’s innovative leader and the barometer of education in Indonesia.
Menjadi pemimpin pendidikan dunia yang inovatif dan barometer pendidikan di Indonesia.

Sekolah ini juga memiliki Misi:To help Indonesian children develop totally – academic, intrapersonal, interpersonal, and physical – and be competitive internationally.
Menumbuhkembangkan anak-anak Indonesia secara keseluruhan baik di bidang akademik, intrapersonal, interpersonal dan fisik, serta mampu berkompetisi di dunia internasional.

Dalam mewujudkan visi dan misi sekolah, maka seluruh civitas akademika yang di dalamnya termasuk siswa, guru, manajemen, dan segenap karyawan harus bersatu-padu bersama-sama bergerak kearah visi dan misi tersebut dimulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai saat ini.

Masyarakat sekolah yang majemuk dan memiliki berbagai perbedaan latar belakang tentunya memberikan kesempatan bagi kaum muslim High/Scope untuk menunjukkan bahwa Islam adalah Rahmatan Lil Alamin. Kaum muslimin merupakan pelopor kebersamaan dan kehangatan silaturahmi.

Rasulullah SAW bersabda:

Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang dan sikap lemah lembut antara mereka laksana tubuh yang satu. Apabila salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh anggota tubuh ikut merasakannya.”

Firman Allah SWT:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. …” (Ali Imran [3]: 110)

Ayat ini menggarisbawahi dan memberikan semangat kepada kaum muslim bahwa kita adalah lebih baik dan terbaik di tengah-tengah umat. Ayat ini bukanlah untuk membuat kita berjalan sombong di muka bumi, namun merupakan tantangan bagi kita untuk berbuat yang terbaik dan memberi manfaat positif sebanyak-banyaknya untuk umat, bangsa, dan dunia. Betapa malunya umat Islam apabila kata-kata terbaik itu tidak dapat terwujud khususnya di lingkungan sekolah ini.

Namun demikian, kita harus berhati-hati. Iblis tiada henti-hentinya untuk merusak kaum Muslim. Segala penjuru bidang kehidupan umat Islam terus dirasuki oleh mereka dengan tujuan agar kita ikut dengan mereka. Kalau sudah kita ikut dengan Iblis, maka cahaya Islam akan sirna. Kebenaran akan bias di mata manusia. Kebenaran meredup, namun sebaliknya kebathilan kian dianggap menjadi kebenaran.

Ala kulli hal, sasaran empuk untuk merusak umat islam adalah dengan mencerai-beraikan umat terbaik ini. Yang menjadi masalah lagi, pecahnya umat Islam karena umat Islam itu sendiri. Ada dijumpai dilingkungan sekolah ini, antar siswa muslim saling mengejek, mengatakan perkataan buruk kepada temannya. Padahal mereka sesama muslim. Hal ini tentu saja merusak citra Islam. Apa nanti yang akan dikatakan oleh pemeluk agama lain. Rahmatan lil alamin akan dinilai sebagai slogan belaka. Islam akan tertinggal jauh dari pemeluk agama yang lain dalam mencapai prestasi belajar dan prestasi kerja, karena kita sibuk dengan kedendaman, sibuk iri hati, sibuk dengan kedengkian, dan sibuk memikirkan bagaimana caranya menjatuhkan temannya yang notabene adalah saudara seiman.

Hai orang-orang yanng beriman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan jangan lah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yanng buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat , maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya , sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (al-Hujurat [49]: 11-12)

Rasulullah SAW bersabda:

Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidak sempurna iman kalian kecuali kalian saling mencintai. Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang apabila kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.”

Innalilah, seseorang yang beriman tidak sempurna dikatakan tidak akan masuk surga. Itu terjadi karena kita kurang mencintai sesama. Shalat yang tidak pernah tertinggal, shalat yang dilakukan dengan khusyuk, zakat dan shadaqoh yang ditebarkan, dan segala kebaikan ritual ibadah kita sebagai seorang muslim ternyata dikatakan belum beriman dengan sempurna kalau kita belum mencintai sesama sehingga rasa cinta kita kepada teman dan saudara kita nilainya, rasanya, dan perlakuannya sama seperti kita mencintai dan memanjakan diri kita sendiri.

Dalam hadist yang dibacakan tadi, Rasulullah memerikan solusi kepada kita tentang bagaimanakah cinta di antara kita tumbuh bersemi dengan indahnya. Solusinya adalah dengan menebarkan salam. Setiap kali berjumpa diharapkan saling melayangkan senyuman yang indah dan yang terbaik sambil menyapa dengan sapaan yang menyejukkan jiwa saudara kita yang tentunya pun akan berbalas baik dan keberkahan bagi penyapanya.

Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya, orang yang paling kucintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian, yang membari pertolongan, dan yang menjalin dan dijalin. Dan, orang yang paling kubenci di antara kalian serta paling jauh tempat duduknya dariku pada hari Kiamat adalah orang-orang yang mengadu domba, senang memisahkan orang yang saling mencintai, dan yang senang berbuat riya’ serta membuka aib.”

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain.” (at-Taubah [9]: 71)

No comments: